Apa Saja Lima Film Bertemakan Permainan Kematian yang Menarik untuk Ditonton?
IBUWARUNG -- Genre film bertemakan permainan kematian cukup digandrungi oleh penikmat film di dunia.
Genre ini merupakan karya yang seringkali mendorong tokoh utama, ke dalam permainan bertahan hidup yang sadis.
Dari permainan itu, yang hanya bisa bertahan adalah tokoh yang mampu mengorbankan rekan secara licik, supaya bisa keluar hidup-hidup.
Namun, genre film ini memberikan sesuatu hal yang menonjol serta mendapat pujian yang kritis.
Hal itu didapat karena keunikan, kompleksitas dan konsep dalam menentukan genre yang kemudian membentuk, serta mempengaruhi film permainan kematian modern.
Banyak contoh yang bisa dilihat dari genre film yang satu ini, mulai dari Battle Royale hingga The Hunger Games.
Film tersebut menggambarkan pertempuran sengit yang terikat oleh sejumlah aturan, serta memastikan pertumpahan darah.
Bahkan film-film yang memacu adrenalin ini, dapat membuat penonton tertarik pada nasib dan kehidupan karakternya, yang pasti akan terhenti saat permainan dimulai.
Lantas apa saja film yang mengusung tema permainan kematian ini?
Ready or Not (2019)
Judul film game kematian ini adalah yang terunik, karena hanya menampilkan satu pemain, yaitu Grace, yang mana ia melawan seluruh keluarga calon suaminya.
Ready or Not disutradarai oleh Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett, dengan menceritakan malam pernikahan Grace yang malang setelah dia berpartisipasi dalam tradisi keluarga yang tampaknya tidak bersalah.
Dia mengambil kartu permainan dari kotak teka-teki, mengungkapkan bahwa dia telah memilih opsi hide and seek, yang segera menyebabkan dia diburu oleh setiap anggota keluarga.
Selain menampilkan salah satu gadis di filmnya, Ready or Not adalah judul yang unik dalam genre permainan kematian, karena penggunaan dark comedy.
Saat anggota keluarga menderita luka parah saat mencoba dan gagal menangkap Grace, ada banyak adegan lucu yang akan membuat penonton tertawa di pada momen tidak pantas.
Bahkan, film tahun 2019 ini juga merupakan kritik dengan gaya komedi tentang kekayaan yang berlebihan, dengan kalimat ikonik Grace yang dengan sempurna merangkum pengalamannya sebagai korban permainan kematian.
Cube (1997)
Film ini menceritakan sekelompok orang asing terbangun di ruangan aneh seperti kubus, dan mereka tidak tahu kengerian apa yang akan terjadi di dalamnya.
Film horro klasik ini menggambarkan pengalaman mengerikan para tahanan saat mereka mengetahui bahwa beberapa ruangan memiliki jebakan mematikan.
Mereka akhirnya belajar bahwa mereka harus menggunakan keterampilan mereka, dan bekerja sama untuk keluar dari labirin mematikan itu hidup-hidup.
Cube yang digarap oleh Vincenzo Natali ini adalah film klasik yang pernah diabaikan dalam genre permainan kematian.
Sejak saat itu, film ini mendapat lebih banyak perhatian dari khalayak dan kritikus karena perannya yang sangat berharga, dalam mendefinisikan ceruk pasar dan memengaruhi film-film lain yang lebih modern.
Meskipun Cube menawarkan dialog yang lemah dan tempo yang dipertanyakan, tetapi aspek lain seperti set piece yang inovatif, jebakan kreatif, dan suasana tegang tidak diragukan lagi membantu Cube membentuk genre yang dikenal dan disukai penggemar saat ini.
The Hunger Games (2012)
Film yang disutradarai oleh Gary Ross ini berpedoman kepada novel Eponymous, karya Suzanne Collins pada tahun 2008 silam.
The Hunger Games merupakan film yang sangat populer dan akan membentuk franchise yang bakal berkembang pesat.
Film ini diperankan oleh Jennifer Lawrence sebagai tokoh utamanya, dengan mengusung latar masa depan dan Capitol of Panem memaksa setiap 12 perwakilan distrik untuk berkompetisi dalam Hunger Games.
Permainan kematian dalam film tersebut juga disiarkan dalam televisi hingga membuat pesertanya bertarung hingga mati, dan apabila yang selamat dari itu akan menderima pujian sebagai pemenang.
The Hunger Games menjadi fenomena budaya ketika pertama kali ditayangkan pada tahun 2012.
Tidak hanya menarik untuk pembaca saja, tetapi film ini juga menarik bagi penggemar terbaru yang berupaya mendukung ketiga sekuel Hunger Games.
Ditambah lagi, kesuksesan franchise ini semakin terlihat dengan seri yang keempatnya, dengan judul The Ballad of Songbirds & Snakes.
Dibalik itu, dengan kisah emosionalnya yang diwarnai dengan komentar politik dan soundtrack memukau yang menampilkan lagu-lagu pemenang penghargaan seperti Safe & Sound, ada banyak alasan mengapa The Hunger Games mendapat tempat di samping genre hebat lainnya.
Saw (2004)
Saw adalah film horor yang tidak perlu diragukan lagi. Film ini adalah judul pertama dalam franchise abadi yang baru-baru ini membuat takut para penggemarnya, dengan Saw X.
Film Saw pertama juga merupakan debut perdana James Wan yang mengesankan, yang ia juga merupakan sutradara dari film Insidious dan The Conjuring.
Semuanya dimulai dengan perkenalan Jigsaw yang mengerikan, seorang pembunuh berantai tanpa ampun yang memberi tahu korban terbarunya, Adam Stanheight dan Lawrence Gordon, bahwa mereka harus menyelesaikan permainan kematian jika salah satu dari mereka mampu untuk bertahan hidup.
Film berbiaya rendah ini menjadi highlights karena premisnya yang mengganggu, serta banyaknya darah dan darah kental.
Tak lama kemudian, game kematian Jigsaw akan memiliki basis penggemar global yang masih terus berkembang hingga saat ini.
Meskipun franchise ini telah berkembang jauh dari entri pertamanya, film Saw yang asli masih layak untuk ditonton ulang berkat eksekusi konsepnya yang lugas, dan penggambaran beberapa jebakan terbaik serta set piece yang mengesankan.
Battle Royale (2000)
Di nomor pertama ada judul Battle Royale, yang merupakan film genre permainan kematian asal Jepang. Film ini diangkat melalui novel kontroversial dengan judul sama, karya Koushun Takami.
Genre dari film ini merupakan yang terakhir serta paling berpengaruh, selama sang sutradara Battle Royale Kinji Fukasaku menggarap banyak film.
Menurutnya, film ini mendefinisikan ulang arti Battle Royale dan dianggap sebagai pencipta genre yang sedang booming saat itu.
Cerita dari film ini mengisahkan sekelompok siswa kelas 9 yang dikirim, untuk saling membunuh di pulau terpencil.
Dengan kalung peledak di leher mereka dan peraturan yang menyatakan hanya ada satu yang selamat, mereka tidak punya pilihan selain membunuh sesama siswa untuk bertahan dalam permainan.
Dengan alur cerita yang sadis, Battle Royale justru dilarang tayang pada beberapa negara. Hal itu dikarenakan penggambaran karakter-karakter muda yang mengejutkan dan kekerasan berlebihan demi untuk tetap hidup.
Selain itu, film ini menggabungkan aspek melodrama, kekerasan remaja, dan kekacauan liar, sehingga Battle Royale bertujuan tidak hanya untuk mengejutkan dan menghibur, tetapi juga untuk menunjukkan konflik moral melalui kebrutalan yang provokatif.
Kebanyakan film permainan kematian yang mengikuti mahakarya Fukasaku, pasti akan disamakan dengan film Jepang yang masih menikmati reputasinya sebagai pionir genre tersebut.