Studi AS: Tingkat Kematian pada Anak Muda Tetap Tinggi Pascapandemi
![Anak muda (ilustrasi).](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/250118155415-325.jpg)
INFOREMAJA.ID -- Sebuah studi baru menemukan bahwa tingkat kematian di kalangan orang dewasa muda di Amerika Serikat (AS) terus meningkat dari yang diperkirakan pasca-COVID-19. Para ilmuwan menyerukan penelitian lebih lanjut tentang konsekuensi pandemi yang sedang berlangsung.
Studi yang dipublikasikan dalam The Journal of the American Medical Association (JAMA) Network Open tersebut menganalisis lebih dari 33 ribu kematian dari tahun 1999 hingga 2023 di kalangan orang dewasa awal di AS (berusia 25-44 tahun).
Para peneliti, termasuk dari University of Minnesota, menemukan bahwa tingkat kematian meningkat tajam selama pandemi dan tetap lebih tinggi dari yang diperkirakan pascapandemi.
Tim tersebut mengatakan, peningkatan angka kematian yang terjadi selama pandemi COVID-19 memperparah tren penurunan yang sudah terjadi pada orang dewasa muda yang dimulai sekitar tahun 2010.
Akibatnya, kelompok usia tersebut mengalami angka kematian 70 persen lebih tinggi pada tahun 2023, dibandingkan dengan apa yang mungkin terjadi jika angka kematian tidak mulai meningkat sekitar satu dekade sebelum pandemi.
"Yang tidak kami duga adalah banyaknya penyebab kematian yang berbeda pada anak muda ini. Kematian akibat narkoba dan alkohol, tetapi juga kecelakaan mobil," kata penulis utama Elizabeth Wrigley-Field, seorang profesor madya di University of Minnesota.
Studi secara umum menemukan bahwa terjadi lonjakan tingkat kematian sepanjang masa pandemi, yaitu 2019 hingga 2021. Namun, jumlahnya lebih tinggi 20 persen pada 2023 dibandingkan 2019.
"Meskipun angka kematian menurun pada masa pandemi, angka ini tetap lebih tinggi dibandingkan pra pandemi," katanya.
Kematian akibat narkoba ditemukan menjadi penyebab tunggal terbesar pada 2023. Penyebab penting lainnya yang berkontribusi terhadap kematian cukup beragam seperti penyebab alami, termasuk kardiometabolik dan penyebab kematian lainnya.
"Temuan kami menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk kebijakan komprehensif untuk mengatasi faktor struktural yang menyebabkan memburuknya kesehatan di kalangan generasi muda saat ini," kata co-author Andrew Stokes, seorang profesor kesehatan di Boston University School of Public Health.
Solusi yang disampaikan termasuk memperluas akses pada makanan bernutrisi, memperkuat layanan sosial, dan meningkatkan regulasi terhadap industri yang akan berdampak pada kesehatan masyarakat.
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/mnrf9mzrop-237.jpeg)