Info Sehat

Psikolog IPB: Scrolling Konten yang tidak Bermutu Sebabkan Remaja dan Dewasa Muda Terpapar Brain Rot

Sumber: Pixabay.
Sumber: Pixabay.

INFOREMAJA.ID - Memang sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa remaja hingga dewasa muda lekat dengan yang namanya sosial media. Dari sosial media, mereka melakukan banyak hal baik yang positif, seperti menonton suatu konten yang berkualitas.

Sebaliknya, sosial media juga memberikan dampak yang buruk kepada remaja dan dewasa muda. salah satunya adalah Brain Rot, yang berdampak kepada turunnya kemampuan berpikir serta lelahnya mental.

Gejala tersebut disebabkan oleh aktivitas melihat berbagai konten yang kurang berkualitas, di semua sosial media yang mereka gunakan. Mulai dari Instagram, Facebook, hingga Youtube.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Brain Rot bisa menyebabkan remaja dan dewasa muda memiliki kepekaan yang kurang secara emosional, mental yang cepat letih, hingga skeptis kepada diri sendiri.

Psikolog IPB University, Nur Islamiah menyebutkan, kondisi tersebut seringkali terjadi pada remaja dan dewasa muda yang melihat berbagai konten secara berlebihan, bahkan tidak memberikan dampak positif.

Dampak melihat konten yang berlebihan itu membuat mereka melakukan berbagai kegiatan yang tidak bermanfaat, dalam mengakses sosial media.

Artinya, saat mereka mengakses sosial media, hanya sekedar melakukan membaca berita negatif, scrolling konten tanpa tujuan, dan yang lainnya. Imbasnya, kesehatan mental remaja dan dewasa muda akan menurun.

“Semua kebiasaan tersebut dapat meningkatkan kecemasan, stres, bahkan depresi,” sebut Nur dalam keterangan resmi pada Senin (17/3/2025) lalu.

Dampak lain dari Brain Rot yaitu, lemahnya kemampuan berpikir dan pemecahan masalah dari remaja dan dewasa muda.

Nur mengatakan, kelompok umur tersebut kerap mengakses konten-konten instan dari berbagai sosial media. Di antaranya video pendek TikTok maupun Instagram Reels.

Dampak dari menonton konten dari fitur tersebut, remaja dan dewasa muda akan kesulitan fokus dalam memahami tugas yang lebih kompleks, serta memakan waktu yang lama untuk memahaminya.

“Mereka cenderung kehilangan kesabaran saat menghadapi masalah yang tidak memiliki jawaban langsung, sehingga sulit memahami hal yang lebih kompleks,” ujar Nur.

“Hal-hal tersebut pada akhirnya berdampak pada kurangnya kemampuan dalam memecahkan masalah,” sambungnya.

Dampak lain adalah berlebihnya beban kognitif pada remaja dan dewasa muda. Ini terjadi disebabkan oleh masuknya berbagai informasi ke dalam otak secara terus-menerus.

Artinya, kelompok umur tersebut dengan mudahnya menyerap informasi yang belum terbukti kebenarannya.

“Hal ini akan menghambat kemampuan mereka untuk berpikir logis, membuat keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah secara efektif,” ungkap Nur.

Kemudian yang terakhir, remaja dan dewasa muda terlalu terpaku dengan tontonan yang muncul di layar smartphone miliknya.

Disinyalir, mereka akan melepaskan zat Dopamin, apabila melihat video atau tontonan yang menarik baginya, pada sosial media yang mereka akses.

“Akibatnya, kita terus ingin melihat lebih banyak, tanpa sadar menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menggeser layar dan menonton konten tanpa henti, meskipun kita tidak benar-benar menikmatinya atau mendapatkan manfaat darinya,” tutup Nur.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Gudangnya informasi buat remaja.