Indonesia Alami Learning Loss, Mendikdasmen: Pembelajaran Daring Berdampak Sampai Sekarang

INFOREMAJA.ID - Untuk sekarang ini, dunia pendidikan di Indonesia tengah mengalami yang namanya learning loss yang cukup serius.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu'ti, saat menjadi tamu di acara Ramadhan Public Lecture Univesitas Gadjah Mada, pada Rabu (19/3/2025) lalu.
Learning loss merupakan kondisi di mana motivasi, kemampuan belajar, hingga capaian akademis siswa alami penurunan. Abdul menjelaskan, turunnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh kekosongan pembelajaran selama masa pandemi.
“Selama pandemi, pembelajaran dilakukan secara daring, atau malah tidak ada pembelajaran sama sekali, dan dampaknya masih bisa dirasakan sampai sekarang,” sebutnya melalui keterangan resmi.
Learning loss merupakan tantangan besar untuk pendidikan di Indonesia, apalagi di waktu sekarang. Abdul menuturkan, Kemdikdasmen RI tengah mengupayakan peningkatan kemampuan literasi dan numerasi kepada siswa.
“Kami juga sedang berupaya agar anak-anak yang tidak bisa sekolah dapat terlayani. Salah satu yang akan dikembangkan adalah mendirikan sekolah-sekolah Satu Atap," tuturnya.
"Mudah-mudahan ini bisa menjadi salah satu solusi untuk memberikan layanan pendidikan bagi mereka yang secara geografis sulit dijangkau,” sambung Abdul.
Selain berupaya melakukan hal di atas, Kemdikdasmen RI juga meluncurkan program terbaru yang terkait dengan penanaman karakter, kepada siswa.
Program tersebut dinamakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, dan akan diimplementasikan di semua jenjang pendidikan, dari Pendidikan Anak Usia Dini hingga Sekolah Menengah Atas.
Program ini akan berjalan dengan melakuka berbagai pendekatan, mulai dari berbasis kelas, budaya sekolah serta kegiatan masyarakat.
Lebih dari itu, program dari Kemdikdasmen RI itu akan dilaksanakan melalui kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.
“Program ini dimulai dengan kebiasaan bangun pagi. Selain itu, ada kebiasaan berolahraga, kebiasaan makan sehat dan bergizi, kebiasaan gemar belajar, kebiasaan bermasyarakat, serta kebiasaan tidur cepat,” kata Abdul.
Tentu untuk menjalankan program tersebut, Mendikdasmen RI berharap penuh demi mencapai pendidikan yang lebih baik.
Menjalankan program tersebut tidak bisa melibatkan satu pihak saja. Namun Abdul berharap semua pihak terlibat dalam menjalankan program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, mulai dari guru, tenaga pendidik, hingga masyarakat.
“Untuk itu, diperlukan pendidikan yang berkesinambungan, dimulai dengan menanamkan kebiasaan yang baik sejak dini, sehingga generasi kita memiliki kepribadian yang luhur dan utama sebagai suatu bangsa,” tutupnya.
