Teknologi

Badan Keamanan Nasional AS akan Manfaatkan Kecerdasan Buatan

Komandan Komando Siber AS, Jenderal Paul Nakasone.

IBUWARUNG -- Baru-baru ini, Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat memberikan perkembangan terbaru, untuk meningkatkan keamanan negara.

Melansir dari The Associated Press, NSA akan memulai pusat keamanan dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Perkembangan ini adalah misi penting bagi NSA, yang melihat semakin banyaknya kemampuan AI diperoleh, hingga diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan dan intelijen AS.

Jenderal Angkatan Darat, Paul Nakasone mengatakan, pusat tersebut akan dimasukkan ke dalam Pusat Kolaborasi Keamanan Siber NSA, dan akan bekerja dengan industri swasta serta mitra internasional.

Upaya ini dilakukan untuk memperkuat basis industri pertahanan AS terhadap ancaman dari musuh, di antaranya China dan Rusia.

“Kami mempertahankan keunggulan AI di Amerika saat ini. Keunggulan AI tidak boleh dianggap remeh,” kata Nakasone di National Press Club, pada Sabtu (29/9/2023).

Ia melanjutkan, upaya kedua negara tersebut untuk mempengaruhi proses pemilihan umum Presiden di AS untuk tahun depan, belum terlihat sama sekali.

Nakasone mencatat, bakal ada sejumlah pemilu yang diadakan di seluruh negara, sebelum dilangsungkan.

Meskipun belum dilaksanakannya pemilu, AS akan bekerjasama dengan mitra atau sekutunya, untuk menghalangi upaya semacam itu.

Sebaliknya dalam beberapa bulan lalu, China telah meningkatkan operasi sibernya yang berfokus kepada AS serta lembaga-lembaga sekutunya, dan mencakup malware yang dirancang untuk mengganggu komunikasi militer.

Imbas dari kejadian itu, AS dan Jepang memberi peringatan yang menyebutkan bahwa peretas China menargetkan apapun.

Mulai dari pemerintah, telekomunikasi, hingga entitas yang mendukung militer mereka.

Nakasone menilai, penggunaan AI untuk mengotomatiskan analisis vektor ancaman dan peringatan bahaya, sudah diterapkan militer AS.

“AI membantu kita, tapi keputusan kita ditentukan oleh manusia. Dan itu adalah perbedaan yang penting,” kata Nakasone.

“Kami memang melihat adanya bantuan dari kecerdasan buatan. Namun pada akhirnya, keputusan akan dibuat oleh manusia dan manusia yang terlibat,” sambungnya.

Dibentuknya pusat keamanan AI, berpedoman kepada studi NSA yang mengidentifikasi pengamanan model AI, dari pencurian hingga sabotase, sebagai tantangan utama keamanan nasional.

Lebih dari itu, teknologi AI generatif ini muncul dengan potensi transformatif yang sangat besar, baik untuk kebaikan maupun kejahatan.

Kendati demikian, Nakasone menyebutkan, lembaga ini akan menjadi titik fokus NSA untuk memanfaatkan pengetahuan intelijen asing, berkontribusi terhadap pengembagan pedoman praktik yang baik, prinsip dan evaluasi, serta aspek lainnya.

Hal tersebut tentunya baik untuk keamanan AI, serta tujuan promosi pengembangan dan adopsi AI, yang aman di AS.

Tentunya dalam hal ini, Nakasone mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan industri AS, laboratorium nasional, akademisi dan Departemen Pertahanan serta mitra internasional.