Teknologi

Gravel Dapat Kucuran Dana dari NEA, Dukung Perkembangan Industri Konstruksi Indonesia yang Pesat

Pekerja konstruksi sedang mengerjakan bangunan.

IBUWARUNG -- Grave menerima kucuran dana sebesar 14 juta US Dollar, yang didapatkannya dari investor asing.

Diketahui, Gravel adalah perusahaan teknologi asal Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi fokus menghubungkan pencari kerja ke penyedia pekerjaan konstruksi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Gravel ingin memberi perubahan dengan mempermudah pencari kerja, serta para profesional konstruksi lainnya.

Ferdwindra Petra dan Fredy Yanto selaku Co-CEO, mulai mengerjakan Gravel dengan dana mereka sendiri pada tahun 2017, sebelum meluncurkannya pada tahun 2019 setelah mendapatkan pendanaan.

Namun, belum lama ini startup yang berbasis di Jakarta tersebut menerima kucuran dana dari beberapa investor asing. Salah satunya adalah New Enterprise Associate (NEA).

NEA mengungkapkan, Gravel merupakan investasi pertamanya di Asia Tenggara, dimana perusahaan teknologi itu fokus di Indonesia.

Tetapi, Gravel berusaha untuk masuk ke pasar internasional, dan menggunakan dana yang didapat untuk ekspansi bisnisnya.

Gravel mengatakan, bahwa sejak 2020 dan 2022 perusahaan tersebut alami pertumbuhan pendapatan sebesar 45 kali.

Pendapatannya tersebut digunakan pada 6.000 proyek di 20 provinsi Indonesia, di antaranya pembangunan perumahan, Jakarta International Stadium, Rumah Sakit Pelni, hingga proyek LRT Jabodebek.

Pendiri Gravel, Nicholas Sutardja mengatakan, masih banyak permintaan pekerja konstruksi dalam sebuah proyek besar di Indonesia. Menurutnya, Gravel hadir untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Ada banyak kejadian inefisiensi permintaan dan pasokan dalam sebuah proyek konstruksi besar, di mana ratusan pekerja duduk diam untuk menerima gaji sementara proyek sedang dalam masa jeda singkat dan saat-saat lain, di mana pekerja tambahan sangat dibutuhkan tetapi butuh waktu berminggu-minggu untuk mengumpulkannya,” tuturnya dilansir dari TechCrunch (4/12/2023).

Memang pekerjaan atau proyek konstruksi membutuhkan jumlah tenaga yang sangat besar.

Terkadang pekerja dikirim kembali ke desanya untuk merekrut ratusan pekerja tambahan dalam proses yang memakan waktu.

Namun tenaga kerja konstruksi yang terampil seringkali diperoleh melalui jaringan pribadi, atau dengan merekrut sekelompok besar orang dari desa yang sama.

Biasanya mereka ini mempunyai profesi lain seperti petani atau nelayan, namun dipekerjakan untuk proyek jangka pendek.

Lantas dengan adanya Gravelini, membantu para pekerja konstruksi dengan mudah untuk menemukan pekerjaan proyek, yang tersedia di dalamnya.

Di Gravel, pengguna dicocokkan dengan penyedia layanan melalui Personalized Job Feed Gravel, dengan tujuan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menemukan orang yang tepat dari sekitar menjadi beberapa menit.

Sebelum memulai Gravel, pekerja harus memiliki pengalaman sebelumnya. Mereka juga menjalani penyaringan dalam bentuk tes online dan penilaian keterampilan, serta sesi pelatihan dan pengembangan berkala.

Platform ini kini memiliki empat fitur utama. Pertama adalah Gravel Construction, untuk mempekerjakan pekerja konstruksi harian.

Gravel Borongan untuk konstruksi dengan kontrak sekaligus, Gravel Maintenance untuk perbaikan rumah berdasarkan permintaan, dan Gravel Material untuk pemesanan alat dan material.

Pekerja konstruksi harian dibayar dalam waktu 24 jam setelah menyelesaikan proyek melalui sistem pembayaran Gravel.

Petra mengatakan pembayaran cepat membantu ketahanan finansial pekerja, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja mereka di tempat kerja.

Dia menambahkan, bahwa manfaat lain penggunaan Gravel bagi pekerja mencakup akses terhadap peluang kerja berkelanjutan, lokakarya dan pelatihan sertifikat, program loyalitas dan bonus, serta dukungan kesehatan dan kesejahteraan.

Tetapi bagi penyedia layanan, Gravel dapat meningkatkan visibilitas mereka di hadapan klien, menarik cakupan proyek dan paket pekerjaan yang lebih luas.

Ini juga bisa memberi mereka akses ke mitra dan layanan dalam rantai pasokan dan permintaan mereka, serta pencocokan yang lebih efisien dengan klien potensial.

Gravel juga mencakup analisis aktivitas proyek secara real-time yang memberikan gambaran tahap konstruksi proyek saat ini, berapa banyak pekerja yang dibutuhkan, dan jenis bahan serta peralatan apa yang dibutuhkan.

Ini membantu perhitungan anggaran klien dan pengambilan keputusan. Rencana masa depan mencakup model prediktif untuk memantau kemajuan konstruksi.

Sebaliknya, NEA partner and head of Asia, Carmen Chang menyebutkan, Gravel merupakan sebuah investasi yang terbaik bagi perusahaan, dengan membantu perkembangan industri konstruksi di Indonesia.

“Gravel adalah investasi pertama kami di Asia Tenggara dan kami sangat antusias dengan potensi perusahaan untuk meningkatkan industri konstruksi Indonesia melalui teknologi,” tutup Carmen.